Sebenarnya saya sudah pernah mendiskusikan ini dengan Ed melalui pertanyaan2nya di ANTM. Namun saya kira ada baiknya saya menuliskannya kembali sebagai sebuah artikel, karena menurut saya ini sangat penting untuk teman2 yang baru mau memulai investasi.
Point pertama yang harus kita lihat: Dalam berinvestasi, anda harus tahu time horizon atau jangka waktu berinvestasi. Apakah kategori anda? Apakah investor jangka panjang? Atau jangka pendek?
Analisa fundamental adalah analisa untuk investasi jangka panjang, paling tidak 5 tahun atau bahkan lebih. Kalau menurut guru kita Buffett, holding period yang ideal adalah selamanya (forever) seperti yang pernah dia katakan : "I don't have an exit strategy", ketika ditanya kapan dia akan menjual saham2 yang dipegangnya. Sangat menarik mengetahui Buffett masih menyimpan Coca-Cola, Washington Post, GEICO, dll sampai sekarang. Saham2 tersebut dibelinya pada sekitar tahun 70-an. Intinya kita menjual cuma ketika fundamental perusahaan berubah menjadi buruk. Selama Fundamental masih bagus kita tetap akan memegangnya.
Untuk jangka pendek alat yang lebih cocok mungkin adalah analisa teknikal, karena analisa fundamental tidak mampu memprediksi pergerakan saham jangka pendek. Apapun yang menjadi strategy investasi anda adalah benar, baik fundamental maupun teknikal.
Paling sedih adalah ketika kita tidak mempunyai prinsip yang teguh, sehingga sering goyah dan terpengaruh. Jika kita dekat dengan orang fundamental, terpengaruh dengan analisa fundamental. Jika kita dekat dengan teknikal, ikutan terbawa arus. Sehingga saham yang dibeli karena fundamentalnya bagus, bisa2 dijual karena teknikalnya jelek.
Ed pernah bertanya ini kepada saya:
Saya belum mengerti bagaimana strategi investment fundamental ini berjalan utk mendapatkan pendapatan yang tetap,apa itu bulanan atau tahunan atau triwulanan.
Skenario yang mungkin tuk akumulasi modal adalah memperoleh penghasilan tetap yang konstan adalah dengan dengan mencari dividennya
Tentunya bagi kita sendiri ingin utk meningkatkan aset2 kita dengan menambah portfolio2 yang baru,bukan? utk menambah tentunya kita perlu modal utk membeli aset aset tsb bukan?
Nah, bagaimana dengan strategy fundamental itu sendiri? apa ada cara untuk mendapatkan cash secara periodik utk membeli lebih banyak lagi saham2?
Setau saya,dengan teknikal, saya mempelajari bhw investor harus menentukan scr konsisten batas atas utk setiap investasi yang dibeli, apakah 15% atau 20% atau batas bawah 5% atau 10% (cutloss) dan itu dilakukan dengan banyak transaksi scr konsisten sehingga pada nilai akhirnya kita akan mendapatkan net yang positif dari transaksi kita.
Itu salah satu cara yang saya ketahui utk mengakumulasikan keuntungan.Mungkin bisa bantu strategy fundamentalnya?
Ed mempunyai point2 yang sangat masuk akal. Intinya adalah apa strategy yang dipergunakan fundamentalist?:
Berikut adalah keterangan yang kira2 saya berikan:
Di dalam fundamental analysis, kita ebih fokus dengan apa yang akan kita capai 5/10 tahun mendatang daripada membicarakan tentang monthly income. Investor fundamental adalah investor yang pasif. In a way, kita membiarkan uang yang bekerja untuk kita, daripada menjadikan trading sebagai sebuah pekerjaan tetap.
Coba bayangin kalau pada tahun 2003 saya membeli AALI (Harga saham jan 03= rp1,725) sebanyak Rp 10jt. Jika hari ini saya menjual dengan harga Rp 18,000. Uang saya sudah bertumbuh 10x lipat menjadi Rp100jt. Atau notabene Rp 20jt/tahun.
Begitu juga jika saya membeli inco, antm atau lainnya yang mempunyai fundamental bagus.
Saya percaya investor teknikal mampu mencapai hasil yang serupa, bahkan kadang lebih bagus. Cuma bedanya di sini adalah, saya mendapatkan uang ini tanpa harus bekerja susah payah alias pasif. Sebuah konsep financial independence yang sederhana.
Orang fundamental adalah pemalas. Jadi strategy yang digunakan lebih banyak adalah buy and hold. Sell only when the fundamental change.
Oh ya untuk yang diatas belum termasuk dividen yang dibagikan perusahaan.
Point kedua dalam berinvestasi ala fundamental adalah kita harus punya holding power. Untuk fundamental kita juga bisa memulai dengan Rp10jt, tidak harus gede. Sesuai dengan kemampuan kita aza. Yang paling penting adalah uang yang digunakan bukan lah emergency cash, atau pun uang yang akan digunakan untuk membeli susu bayi bulan depan. Uang yang dipakai harus benar2 uang yang lowong. This is very important!
Point ketiga adalah seperti yang dikatakan guru kita kembali: "We don't make money when we sell, but we make money when we buy." Dalam hal ini kita harus lebih fokus pada pembelian daripada penjualan. Menurut Buffett, kalau kita membeli sebuah saham unggulan pada saat banyak terdiskon, kita tidak harus kuatir lagi dengan kapan kita akan menjual. I strongly agree!
Point keempat adalah jangan memiliki lebih dari 5 saham perusahaan. Save your time more for your family. Belilah saham satu per satu. Tidak harus sekaligus. Adalah lebih baik jika anda benar2 memahami jalan pikiran perusahaan sebelum benar2 berinvestasi. Buffet menghindari tech stocks karena dia bilang dia itu gaptech. Jadi dia lebih suka beli saham2 yang menjual barang2 yang dia pakai sehari2 seperti gillete (pisau cukur), cocacola (minuman kaleng), washington post (koran) dll. NB: walaupun Buffet mengenal akrab Bill gates, Buffett tidak memiliki selembar pun saham miscrosoft.
So kesimpulannya: untuk sementara 4 point di atas dulu yang harus kita tanamkan di pikiran bawah sadar kita sebelum berinvestasi: jangka waktu, holding power, focus on buy, 5 saham. Kalau ada ilham lain dari sang guru, akan saya paparkan lagi.
update terbaru untuk semua saham IDX:
Lanjut baca artikel seru di atas....