ISAT Indosat

Posted by Investor Awam | Monday, July 28, 2008 | | 0 comments »

Indosat Tbk PT (Berlin Stock Exchange)

Background
The company was founded in 1967 by America Cable & Radio Corporation, a subsidiary of international Telephone and Telegraph (ITT) USA. In 1980, the Government of Indonesia took over all equities, making the corporation a state owned enterprise of limited liability. The company links callers in Indonesia with 240 countries around the globe through four international gateway: one each in Jakarta, Medan, Batam and Surabaya. Services include telephone calls, telex, telegrams, data packet switching, facsimile store and forward, inmarsat mobile communications, leased lines, video conferencing and television channels. The company holds interests in four other companies. Asean Cableship Pte. Ltd. (ACPL), 16.7% of whose shares are owned by Indosat, is a company operating in the laying and maintenance of submarine cables; PT Aplikanusa Lintas Artha, in which Indosat has 18.8 % shares, is a direct data communications and data packet switching company founded in corporation with PT Telkom; PT Satelindo, in which Indosat holds 7.5% of shares, operates in satellite communications, cellular telephone and international telecommunications. The company also owns 15% shares of PT Bangtelindo, a company operating in construction design and management services for telecommunications facilities, and 35% shares of PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) as a joint venture between PT Telkom, Setdco Megacell Asia and PTT Telecom BV Belanda, which provides cellular GSM services. The company has overseas shares investments in Suginami TV Cable and Production House (Japan), domestic telecommunication carrier, Camintel SA (Cambodia) and the USA-Global Link. On October 2, 1997, the company purchased convertible bonds worth Rp 150 billion from PT Citra Televisi Pendidikan Indonesia (CTPI). The bonds will mature in five years and have a coupon rate of 7%, which can be converted later into PT CTPI shares. Therefore, the company’s share in CTPI will amount to 30%. Through subsidiary, PT Sisindosat, PT Indosat became part of the Iridium global satellite consortium in October last year. With a 10% stake in the consortium, Indosat will provide satellite services in Indonesia. In March 1999 Indosat forged an alliance with Citibank N.A. to launch the Credit Card Calling Service (CCCS), a credit card that can be used to make international telephone calls. In May this year, the company plans to purchase a majority shareholding in PT Excelcomindo Pratama, the third cellular phone operator in Indonesia to apply GSM technology.

Business
Business : International Telecommunication Service
Sector : Telecomunication (73)
Company Status : PMDN
Foundation : 1967

Shareholders Saham Seri B :
Indonesia Communications Limited,Mauritius 39.96%
Government Indonesia 14.29%
Indonesia Communications Pte.Ltd.,Singapura 0.85%
Directors :
Wahyu Wijayadi 0.01%
Raymond Tan Kim Meng 0.01%
Public 44.88%

Ini spreadsheet hitungannya:

http://spreadsheets.google.com/pub?key=pjRxpwjWzxzgAMQRae3dlbA

Ini comment lengkapnya:

Balance Sheet: Pertumbuhan stabil dan konsisten di semua lini. Namun sayang sepertinya hutang perusahaan bertambah lebih cepat dari modal: DER 2003 1.16 naik menjadi 1.74 pada tahun 2007. Quick Ratio juga turun dari 2.18 pada tahun 2003 menjadi 0.93. Walau kondisi ini belum kritis namun ada baiknya kita mewaspadai strategi perusahaan ini, terutama dari segi financing atau permodalan.

Analisa dari segi resiko: adaresiko financial walaupun belum mencapai titik kritis.

P&L:Ada peningkatan yang cukup konsisten pada penjualan, op. income, dan net income. Good! Ada catatn khusus pada tahun 2003.: net income lebih besar daripada op. income. Artinya, sebagian besar net income tersebut bukan berasal dari operasional (operasional) perusahaan. Ini berasal dari extraordinary item yang mungkin cuma muncul pada tahun itu saja. Jadi jika ada berita peningkatan net income yang luar biasa, kita harus mencermati apakah itu berasal dari perusahaan. Jika bukan kita harus hati2 karena bisa jadi kita akan kecewa pada net income tahun berikutnya.

Jika kita mengabaikan tahun 2003, ROE perusahaan berada di kisaran 9-12% saja berselang 5 tahun. Bad news! ROE yang tinggi pada tahun 2003 adalah karena net income yang meroket seperti dijelaskan di atas. ROA perusahaan juga berada pada kisaran 8-10% saja. Kelihatannya seperti perusahaan pas2an saja.

CF Statement: Wow! CF tahun 2007 Rp 8Trilliun!!!. Terlihat ada peningkatan yang cukup significant dari tahun 2003 ke 2007. Kalau dibandingkan dengan net income yang berada di sekitar Rp2T, ada indikasi perusahaan menyembunyikan kemampunannya mencetak laba. Rata pertumbuhan CF ISAT adalah 37%. Anggaplah CF ISAT hanya tumbuh 15% per tahun untuk 10 tahun ke depan, maka harga wajar ISAT adalah Rp16,000. Harga sekarang = Rp 6500, dan tender offer QTEL sekitar Rp7500. Jangan mau kita orang indonesia dibodoh2in.... Terlalu murah!

update terbaru untuk semua saham IDX:

www.IDsaham.com

0 comments