Hikmah Kenaikan Harga Minyak

Posted by Investor Awam | Tuesday, July 15, 2008 | | 0 comments »

Ada beberapa yang bertanya padaku tentang effect kenaikan harga minyak terhadap perusahaan. Ini kira2 opini saya:

Harga minyak naik, biaya operasional perusahaan bertambah. Efek domino dari kenaikan ini adalah kenaikan harga bahan baku dan transportasi. Biaya operasional yang tinggi tentu saja adalah sumbangan negatif bagi laba perusahaan.

Kenaikan harga minyak biasanya membuat sentimen negatif di pasar saham, akibatnya banyak investors yang mengalihkan dananya ke komoditas (yang lebih cenderung inflation proof) dan energy alternative seperti Biodiesel (dari CPO-sawit), batu bara, dll. Hasilnya, harga komoditas dan energy alternative naik. Dalam hal ini, kenaikan minyak  bisa memberikan sumbangan positif pada laba perusahaan2 pertambangan, perkebunan sawit, dan batu bara. Kalau pertambangan dan perkebunan naik, yang menjual alat berat pasti juga naik dong!

So untuk perusahaan2 di atas, yang menjadi pertanyaan adalah apakah net dampak karena kenaikan harga minyak? Tiap perusahaan berbeda. Untuk yang satu ini akan sangat bergantung pada bagaimana manajemen mengelola perusahaan.

Gimana dengan perusahaan2 lainnya?

Ada hikmah tersembunyi di balik kenaikan harga minyak yang tinggi. Ingat ini: hanya dengan ujian yang sulit lah, kita bisa membedakan murid yang pintar dan yang kurang. Kalau ujiannya gampang, semua juga akan lulus. Anggap aza kenaikan minyak adalah ujian yang sulit. Perusahaan yang bagus akan mampu melewati ini dengan nilai cemerlang!!!! Bukan terbawa arus, dan berkoak2 minta belas kasihan dan bantuan dari pemerintah.

Apa hikmahnya bagi kita investor? Kita tinggal melihat perusahaan mana yang mampu mempertahankan  atau bahkan meningkatkan laba, asset, ROE, margin, dll yang merupakan elemen penting fundamental perusahaan. Satu lagi hikmahnya, ada diskon untuk saham bagus!!!!!

Tambahan nih:

Menyinggung tentang komoditas sebagai inflation proof:

Saya jadi teringat nasehat orang tua saya dulu yang mengatakan kalo ada uang beli lah emas. Saat itu, bank belum ada di kampung saya. Nasehat orang tua saya yang tidak tamat SD ternyata benar. Harga rumah saya yang 1/2kg emas 20 tahun yang lalu, masih seharga 1/2 kg emas hari ini.

Jika 20 tahun yg orang tua saya memutuskan untuk menjual rumah ini dan uang yang didapatkannya dibeli emas dan disimpan, hari ini dia masih punya emas yang cukup untuk menebus/membeli kembali rumah ini. Tetapi jika 20 tahun yang lalu, uang tersebut disimpan di bank, maka hari ini uang yang ada mungkin hanya cukup untuk membayar DP dan perlu mengambil KPR di bank. Emas adalah komoditas dan it is inflation-proof (kebal terhadap inflasi). Telur dan susu juga komoditas, and mereka juga inflation proof. Sayang telur dan susu ngak bisa disimpan lama karena bisa membusuk hehe. Inti ceritanya komoditas is inflation proof. Tapi tentu saja kita nggak cuman ingin uang kita bertumbuh seimbang dengan inflasi kan? We want more of course!

Sorry sedikit melenceng dari topik.

0 comments