Background
The company�s history begins in 1973 with the incorporation of PT Distinct Indonesia Cement Enterprise by the Liem investors. This plant complete in 1975, started production with an installed capacity of 500,000 tons per year. Following the commercial success of this first plant, seven more plants were added over the years. All eight plants were then managed by six different business entities. The current entity was established on January 1985 as a holding company to acquire and merge the eight plants into a single business unit. On July 1985, the Indonesian government acquired a 35% shareholding in equity. A ninth plant was added in 1991 with the acquisition of PT Tridaya Manunggal Perkasa Cement in Cirebon, West Java. On June 1992, the company diversified into the food sector when it acquired PT Bogasari Flour Mills, along with 51% share in the Indofood Group. At the same time, the company entered the property sector by acquiring Jakarta�s Wisma Indocement office tower. Its equity participation in PT Wisma Nusantara International has brought another office tower and a hotel into the company�s property portfolio. The company built it�s 9th factory worth US $ 229 million in Citeureup, West Java, utilizing export credit and long-term loans. Total production capacity is projected to reach 15.8 million tons per annum in 1999. In 1996, the company has expanded to the property sector by holding 4.39 % of PT. Royal Sentul Highlands� share, located in Bogor, West Java and owned by Bambang Trihatmodjo and James Riyadi. In 2000, the company takeover PT IndoKodeco Cement
ShareholdersShareholder Name Procentage
HeidelbergCement AG, Jerman 65.14%
Mekar Perkasa, PT 13.03%
Public 21.83%
http://spreadsheets.google.com/pub?key=pjRxpwjWzxzgNFJMM-BraVw
Balance Sheet: Tidak terlihat adanya pertumbuhan pada Asset. Namun terjadi pengurangan hutang dan kenaikan ekuitas yang konsisten dan stabil. Good news! Financing strategy perusahaan cukup jelas dalam menurunkan resiko financial berupa hutang. DER turun dari 1.24 ke 0.45 dalam 5 tahun. Quick ratio juga terlihat meningkat, dana pada tahun 2007 sudah mencapai 2.96. Artinya beban hutang jangka pendek hanya sebesar 33% dari asset jangka pendek.
P/L: Sales naik stabil, tapi income kelihatan naik turun. Dalam 5 tahun,ROE sempat turun dari 14.79 pada tahun 2003 ke titik terendah 2.49 sebelum kembali ke 14.20 (tahun 2007). Walaupun nilai ROE hampir sama pada tahun 2003 dan 2007, tetapi ROE 2007 lebih sehat dan dapat dipercaya. Ini karena beban hutang perusahaan yang sudah menurun drastis. Buktinya, pada saat ROE statis, ROA bergerak naik dari 9.65 ke 15.82 selama 5 tahun terakhir. A good sign! Namun dalam hal ini ROE dan ROA belum cukup tinggi. Masih pas2an saja.
Dividen baru diberikan 2 tahun terakhir. Namun dividen pada tahun 2007 sempat turun cukup significant dari dividen 2006. Not a very good sign.
Operating CF: Terlihat adanya pola kenaikan pada CF. Titik balik positif terjadi pada tahun 2004. Rata2 pertumbuhan CF dalam 5 tahun adalah 222%. Wow!
Anggapan bahwa terjadi pertumbuhan 25% per tahun untuk 1o tahun ke depan, maka harga wajar adalah Rp6500
update terbaru untuk semua saham IDX:
INTP sangat mengandalkan kenaikan harga semen untuk mencetak laba..
thn 2008, kenaikan penjualan INTP hanya kisaran 1%..tapi labanya naik hingga > 70%.
saat permintaan turun karena krisis begini, bisa dipastikan INTP salah satu yg terkena imbasnya dahulu