TLKM analisa Fundamental

Posted by Investor Awam | Monday, July 07, 2008 | | 8 comments »

Ini link analysis saya untuk saham TLKM. Data2 financial report seperti P&L Statement, Balance Sheet, dan CF Statement didownload dari reuters.com (TLKM.BE):

http://spreadsheets.google.com/pub?key=pjRxpwjWzxzgjMJIxYOx2HQ

Sebagai ringkasan pada tanggal 30/6/2008:

Saham TLKM secara fundamental sangat kuat. TLKM mempunyai management yang sangat konsisten dalam mencapai ROE diatas 30% dan Net profit margin sekitar 20%. Walaupun kompetisi semakin pesat namun TLKM masih mampu mencapai margin setinggi ini adalah suatu hal yang cukup menakjubkan.

Dari segi resiko, kita melihat dalam jangka panjang, TLKM mempunyai komitmen yang cukup kuat menurunkan hutang2nya. Dalam 5 tahun DER berkurang dari 1.9 ke 1.4.

Dari segi pertumbuhan, TLKM mengalami sedikit penurunan. Ini adalah suatu hal yang harus kita waspadai. Rata2 pertumbuhan TLKM selama 5 tahun terakhir adalah 22% untuk pendapatan dan laba bersihnya. Setelah masa kejayaan pada tahun 2006, pertumbuhan melemah pada tahun 2007 yaitu hanya sekitar 16% dan 17% .

Pada harga saham = rp 7300 tgl 30/6/2008, PER TLKM adalah 11.33. Harga yang cukup murah untuk saham dengan pertumbuhan sekitar 20% per tahun.

Analisa fair value saya menunjukkan bahwa fair value untuk saham TLKM pada pertumbuhan 20% adalah sekitar Rp 18000. Kalaupun nantinya saham ini ternyata yang tumbuh dengan 10%, nilai intrinsiknya per sahamnya masih Rp 11.000. Jadi sekarang ini TLKM dijual dengan diskon 60%. Ibaratnya membeli BMW baru dengan harga Avanza.

Ok gitu dulu deh analisanya. Untuk kosakata financialnya, akan saya beri keterangan nanti.

Oh ya, ini berita2 tentang TLKM:

https://www.etrading.co.id/newetrading/index1.php?txtsearch=tlkm&imageField22.x=0&imageField22.y=0

update terbaru untuk semua saham IDX:

www.IDsaham.com

8 comments

  1. Anonymous // November 22, 2008  

    koq mahal amat asumsi harga wajar nya..........liat pasar ga brur

  2. Anonymous // November 27, 2008  

    law of diminishing return.....

  3. Anonymous // January 19, 2009  

    Sekedar komentar tambahan...

    Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir (2003 – 2007) growth penjualan Telkom ternyata mengalami penurunan rata-rata sebesar 3,6%! Bahkan pada akhir tahun 2007 Telkom mengalami penurunan growth penjualan sebesar 6,8% atau terparah dalam kurun waktu tersebut.

    Lalu bagaimana dengan tingkat growth masing-masing produk Telkom?
    Ternyata tingkat pertumbuhan Telepon tetap yang sebelumnya merupakan komposisi terbesar dalam penjualan telah tergantikan posisinya oleh Seluler pada tahun 2005, namun pertumbuhan seluler Telkom sendiri masa jayanya hanya sampai tahun 2006 saja. Pada tahun 2007 seluler mulai terpuruk hingga hanya tumbuh 10% saja. Padahal pesaing-pesaing Telkom seperti Indosat mampu mencetak pertumbuhan seluler sebesar 38%, bahkan Bakrie Telkom mencetak pertumbuhan seluler sebesar 106%! Hal ini menjelaskan bahwa Telkom telah terkena imbas dari perang tarif antar operator, walaupun dari sisi Net profit margin Telkom masih berada di kisaran yang tinggi yaitu rata-rata 20%., Telkom perlu mewaspadai akan hal ini.
    Di sisi lain, Data dan Internet (SMS dan internet) mulai menunjukkan peningkatan penjualan sebesar 62%. Hal ini dapat menjadi perhatian bagi Telkom untuk merencanakan alternatif pertumbuhan perusahaan.

    Pada tahun 2007 Telkom mencetak pertumbuhan pendapatan dari SMS sebesar 88% diikuti oleh pesaingnya Indosat (38%) dan Excel (18%), sedangkan untuk pendapatan usaha dari Internet Telkom mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 51% dan Indosat hanya sebesar 35%. Dengan demikian Telkom memiliki kesempatan untuk tumbuh dari dua produk ini, mengingat secara common size Data dan Internet merupakan penyumbang urutan kedua sebesar 25% pada tahun 2007 dari sebelumnya sebesar 18% pada tahun 2006.

    Lalu bagaimana dengan usaha selular? Jika masyarakat lebih banyak menggunakan jasa seluler untuk aktifitas bicara, maka teknologi CDMA masih akan dipilih mengingat harga yang ditawarkan lebih murah dari GSM, namun CDMA juga akan menuju titik saturasi..

    Bagaimana selanjutnya?.....

  4. Investor Awam // January 19, 2009  

    nice info and good analysis...

    Anda sudah berada di level 2 fundamental analysis, dimana anda sudah mulai mendalami faktor-faktor detail pendukung laporan keuangan(e.g analisa SWOT seperti pengaruh saingan terhadap penjualan).Analysis level 1 hanya berkutat di ratio utama, Balance Sheet, Income Statement dan CF Statement Analysis.

    Analisa laju pertumbuhan perusahaan adalah analisa tambahan dan merupakan warning signal yang biasanya digunakan perusahaan untuk berbenah. Namun angka2 ini harus diwaspadai karena bisa saja analisanya berat sebelah. Perlambatan pertumbuhan bisa saja upaya perusahaan mengantisipasi bubble. Contohnya perlambatan pertumbuhan ekonomi china. Sama halnya juga dengan di perusahaan sehingga perlambatan harus dicermati dengan baik.

    Note: Perusahaan tetap tumbuh/grow walau terjadi perlambatan.

    Tentang pertumbuhan market share dan penjualan. Coba lihat contoh di bawah ini:

    anggap semua perusahaan mempunyai nilai asset yang sama = 100M
    Tahun 2007
    perusahaan A dengan sales 50M
    perusahaan B dengan sales 20M
    perusahaan C dengan sales 2M
    Lain-Lain dengan sales 25M

    Tahun 2008
    Perusahaan A sales 60M --> gr 20%
    Perusahaan C sales 4M --> gr 100%

    Walau growth cuma 20%, ROA perusahaan A masih 60%. Sedangkan walau growth sudah 100%, ROA perusahaan C masih 4%.

    Untuk kasus TLKM dan BTEL, ROA TLKM 30% sedangkan BTEL 7% pada 2007. So be careful...

    Tetapi thx buat tambahan2nya yang saya rasa sangat bagus untuk dipelajari.

  5. Anonymous // January 20, 2009  

    Wah terima kasih sekali atas tanggapannya investor awam! Betul sekali bahwa kita juga harus melihat ROA perusahaan itu sendiri,saya miss dalam hal ini karena sedang fokus kepada bagaimana TLKM mencari alternatif growth dari produk2 yang sudah ada.

    Btw menurut anda untuk level 3 analisis fundamental lebih menitik beratkan ke hal apa ya? Trims!

  6. Investor Awam // January 20, 2009  

    level 1: Analisa BS, IS, CF, dan rasio utama.

    level 2: Analisa faktor2 detail pendukung laporan keuangan, seperti analisa SWOT, analisa indikator ekonomi, harga komoditas, dll


    level 3: adalah privilege information/ informasi yang sangat terbatas dari perusahaan. Biasanya orang awam seperti kita susah mendapatkan informasi ini. Beberapa cara mendapatkan privilege information ini adalah dengan company visit, hubungan bisnis, wawancara, dll. Contoh2 informasi adalah: track record eksekutif, customers data, ongoing project yang disaksikan di lapangan, dll.

    Kontribusi level2 yang ada terhadap risk dan return:
    level 1 - 85%
    level 2 - 10%
    level 3 - 5%

    Jadi walaupun level 2 dan 3 bisa memperkecil resiko dan memperbesar return, namun analisa di level 1 saja sebenarnya sudah sangat cukup untuk investor2 awam seperti kita yang bermodal 10jt atau 20jt. Tapi kalau investasi udah di bilangan M atau T, tentu saja menjadi penting.

  7. Investor Awam // January 20, 2009  

    tambahan untuk level 1: harga wajar juga

  8. Anonymous // January 21, 2009  

    I see..well thank you for the explanation "investor awam"!!